Saturday, July 30, 2011

Cerpen Fiksi :)

Bertemu My True Love Lewat Facebook
Cerpen Oleh : Tri Lego Indah F N

Hari senin, aku kembali berjibaku dengan rutinitasku. Penat kian melanda. Maklum saja aku harus melakoni kuliah nyambi kerja. Konsekuensi dari kengeyelanku untuk bisa kuliah secara mandiri. Ya, aku harus bekerja pagi hingga siang hari dan kuliah sore hingga malam hari. (Biasa disebut kuliah ekstensi).

Bruk..
.
Ku hempaskan badanku di ranjang tidur. Sambil kupijit-pijit tangan dan kakiku yang mulai terasa pegal-pegal. Badan terasa gerah sekali, segera ku raih handuk dan beranjak menuju kamar mandi.

“Hem... sudah segar, harum, mewangi..”
Puji ku pada diriku sendiri...

Pukul 22.15 wib
Ku raih kembali diktat kuliah ku. Ingin aku mereview penjelasan yang diberikan dosenku tadi. Namun pikiranku tak bisa fokus saat pandanganku tertuju pada compie di meja belajarku.

Kuurungkan niatku untuk mereview pelajaran, dan secepat kilat ku sambangi compie dan menyambungkan ke jaringan internet.

Ada empat pesan masuk di akun facebookku. Pengirimnya satu orang.

“Salam. Bolehkah berkenalan dengan mbak? Saya suka catatan2 mbak,
Approve ya jika berkenan”

Pesan ini terkirim sebanyak 4 kali, dan benar saja sang pengirim memang belum berteman denganku.

Segera ku telusuri detail info profile di akun facebook miliknya.
Tidak ada keterangan lengkap info profile miliknya.

Tak kehabisan akal, ku coba untuk kembali menelusuri catatan-catatan miliknya. Dan setelah ku buka, aku hanya berdecak kagum....

Dua ratusan lebih catatan yang tertulis di notes fb miliknya. Ku coba untuk lanjut dari satu catatan ke catatan lainnya. Segar , padat, berisi dan menarik catatan miliknya. Segera aku kembali ke akun milikku dan dengan senang hati ku approve permintaan pertemanan darinya.

***

Kini sudah dua tahun kami menjalin pertemanan di rumah maya bernama fesbuk. Jejaring sosial tempat ratusan juta manusia bebas berekspresi tanpa ada aturan baku yang melarang.

Entah kenapa walaupun aku belum pernah sekalipun bertatap muka dengannya, tapi rasa ini sungguh terasa dekat dengannya. Jika sehari saja ia tidak menyapaku di obrolan, aku pasti akan dirundung rasa rindu yang teramat sangat.

Ternyata malam ini dirinya sedang tidak online.
Dengan sedikit kecewa kuputuskan untuk menutup akun facebook ku dan ku matikan sambungan internetku.

Segera ku bergegas membuka folder skripsiku. Segera kurampungkan perbaikan skripsi hasil bimbingan terakhirku dengan dosen pembimbing. “Semoga memang benar-benar editan terakhir. Aku ingin lulus tepat waktu” . Gumamku penuh harap.

“Selamat wisuda ya Aline Praswarhab, S.Pd. Semoga ilmu yang kamu peroleh barokah.”
Salam
Sahabat mayamu yang sempat menghilang (Tanpa Nama)

Aku tertegun, membaca pesan masuk di inbox hape ku. Tak kusangka, dirinya masih begitu perhatian denganku. Selama ini aku mengira dia sudah melupakanku. Ternyata dia selalu tahu segala gerak gerikku, bahkan aku juga tak tahu darimana dia bisa memperoleh nomor handphone milikku.

***
“Nduk, kamu sudah lulus, sekarang saatnya kamu memikirkan calon pendampingmu nduk. Usiamu sudah hampir kepala tiga. Ibu sudah ingin menimang Cucu” sekelebat kata-kata yang Ibuku ucapkan saat selesai acara wisuda terlintas dipikiranku.

“Aku memang sudah ingin berumah tangga. Tapi dengan siapa?”
Belum ada laki-laki yang benar-benar sreg dihatiku.

Tiba-tiba anganku melayang jauh pada sosok maya yang tak pernah ku tahu bagaimana tampilan fisiknya. Yang ku tahu dirinya sangat mencintai sepakbola. Terlihat dari propic (profil picture) di fbnya yang selalu memasang pemain sepakbola seperti Bambang Pamungkas.

Tapi segera saja ku tepis anganku,” ah mengada-ada saja aku ini. Bukan berarti dia meminta berteman denganku lantas dia menyukaiku. Huft, payah amat aku ini, gitu aja udah ke GR an...” elak hati kecilku.

Malam ini rumah ibu ku mulai ramai dengan sanak family.
Ya, hari ini aku harus menerima keputusan keluargaku.

AKU DIJODOHKAN.

Aku ingin kabur dari perjodohan ini. Karena aku hanya ingin bersanding dengan lelaki maya yang senantiasa bersemayam di hatiku.
Aku juga tak begitu mengenal siapa calon suami yang dijodohkan kepadaku.
Bukan ku tak mengenal, tetapi aku sama sekali tak peduli dengannya. Dan hari ini adalah untuk pertama kali aku akan bertemu dengan calon suamiku.

Acara lamaran sudah dimulai. Aku masih sibuk berdialog dengan hatiku. Mataku sembab dengan buliran air mata yang tak henti menganak sungai. Aku masih betah berlama-lama di kamar. Hingga akhirnya, adik bungsuku memanggilku untuk keluar.

Semua pasang mata rasanya tertuju padaku. Aku berusaha tersenyum walau sangat terkesan aku paksakan.

Acara puncak yang dinanti dan yang sangat tidak ku inginkan akhirnya sampai juga. Permintaan persetujuan lamaran dari pihak laki-laki diutarakan langsung oleh calon suamiku. “Dik Aline Praswarhab, mungkin dirimu sudah tahu maksud kedatangan kami sekeluarga ke sini. Selain untuk bersilaturahim, saya ingin mengutarakan maksud tujuan saya kemari adalah ingin meminangmu untuk menjadi pendamping hidup saya. Bersediakah dek Aline menerima pinangan saya? Mungkin adik heran bagaimana saya bisa yakin untuk melamar adik, sedangkan perjodohan ini hanya berjalan selama dua minggu. Tapi sesungguhnya kita sudah saling mengenal sejak tiga tahun lalu. Ingatkah dik Aline dengan empat pesan di inbox dik Aline saat pertama kali saya meminta pertemanan? Inilah sosok Tanpa Nama yang kini berada di sini untuk meminangmu. Sekali lagi apakah dik Aline bersedia untuk menjadi istri saya?”

Dadaku berdesir sangat hebat. Detakan jantungku pun menjadi tak beraturan. Aku benar-benar bagai bermimpi. Tapi ini nyata, ku peluk ibuku yang tak tahu apa-apa. Ku bisikkan lirih di telinga ibuku.
“Bu, aku ingin segera menikah dengannya, dia lelaki yang selama ini aku impikan bu”.

Para keluarga yang hadir masih menunggu jawaban dariku. Setelah ku coba untuk tenang, dengan sesekali menyeka air mataku yang terus mengalir, aku segera menyatakan kesedianku.

“Bismillah, dengan mengharap ridho dari Nya, pinangan mas Hanif Al Durra saya terima” ucapku mantap.

“Alhamdulillah” seisi ruangan berucap syukur setelah mendengar jawabanku.
***
14 Februari 2010

“Selamat pagi cinta....”
“Kau sangat ranum sekali, terima kasih sedekahmu padaku hari ini cinta.....”
“Luv U Honey”
Puji Hanif Al Durra padaku .

“Salam. Bolehkah berkenalan dengan mbak? Saya suka catatan2 mbak,
Approve ya jika berkenan”
Candaku padanya mengingatkan awal perjumpaan kami di dunia maya...

Hahaha, kami berdua tertawa lepas, diiringi kedipan genit dariku untuknya.
Kini, kami kembali menasbihkan cinta kami berdua untuk menuai pahala dariNya....


Tuhan selalu punya rahasia dan kejutan untuk hambanya dengan caranya yang tiada dapat kita duga. Ya, aku bertemu my true love hanya melalui ranah maya bernama fesbuk. Hanif Al Durra kini resmi menjadi Ayah dari Syafira buah hati kami.


Selesai

*Cerpen ini murni fiksi, mohon maaf bila ada kesamaan nama dan kejadian serupa.

0 comments:

Post a Comment

Tinggalkan jejak ya setelah berkunjung :)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Walgreens Printable Coupons