Bye-Bye My Vday
By : Tri Lego Indah F N
Brak...
Kotak kecil bersampul kertas kado serba pink yang kubawa untuk Vino terjatuh seketika. Vino! Dan siapa gadis di sebelahnya itu?
“Jadi ini surprise Vday yang kau hadiahkan padaku?” aku tak dapat menahan emosi.
“Kau justru berikan kado Vday mu untuk wanita ini, bukan aku kekasihmu” Telunjukku mengarah pada Natasha, mahasiswa baru keturunan Belanda yang sedang berdua dengan Vino.
“Ca, dengar dulu penjelasanku”,
“Tidak Vin, aku sudah tidak perlu penjelasanmu, sudah cukup jelas, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kau sedang bermesraan dengan gadis kompeni ini, cukup! aku muak dengan gombalanmu”
“Kenapa teman, ada yang menyakitimu?” Dena memelukku ketika aku berlari mendapatkannya sambil terisak.
“Vino.... "
Dena menanti dengan matanya.
“Vino selingkuh dengan mahasiswa kompeni itu” suaraku tersendat.
Dena menghela nafas berat.
“Dena, aku benar-benar sakit hati, padahal hari ini adalah Vday, hari spesial yang ku tunggu setahun sekali”
“Nanti sore ikut aku aja yukz, kita JJS, gimana?”
Aku mengerutkan kening, “kemana?”
“Tunggu saja di kosanmu, ba’da ashar aku ke sana”
***
“Den, kita mau kemana?”
Kami tiba di jalan Pramuka. Di sisi jalan banyak anak-anak kecil ramai menjajakan koran harian kepada pengendara yang berhenti saat lampu merah. Tak jarangpun pengemis mengambil kesempatan untuk meminta belas kasih.
“Den, kita mau ke mana si? Kok JJS ke tempat kumuh gini?” aku bertanya dengan nada
sedikit kencang karena suaraku hampir tak terdengar akibat deru dan lalu lalang kendaraan roda dua dan roda empat yang menyalib kuda besi yang kami tunggangi.
“Nanti kamu juga akan tau Ca”
Apa ini tidak salah? Dena mengajakku ke Panti asuhan! Wajah – wajah lugu menyambut kami. Wajah lugu yang berubah riang saat menerima bingkisan yang tadi kami bawa. Diperjalanan pulang, aku tak bersuara, fikiranku masih melukis anak anak di panti tadi. Betapa tak beruntungnya mereka...
“Ca, itulah kasih sayang, tidak cuma hanya ada sekali dalam setahun. Tetapi setiap hari. Bahkan agama kita sendiri pun menjelaskan belum sempurna iman seseorang sehingga dia menyayangi saudaranya sebagaimana dia menyayangi dirinya sendiri. Maka Ca, aku ingin kamu bisa membagi rasa sayang ini untuk mereka, adik-adik kita yang tidak beruntung itu. Tidak seperti kita yang masih mendapat kasih sayang orang tua, sahabat, dan...” Dena mulai menggodaku.
“Dan Dena yang sudah menyadarkanku, terima kasih teman...” aku memeluknya dengan haru yang membuncah.
“Terima kasih ya Allah, kau tunjukkan jalanmu padaku melalui Dena, sahabatku yang menjadi penerang hidupku untuk tak kembali terjerumus dalam kemaksiatan lagi. Dena, dengan kau dan Tuhan menjadi saksi mulai saat ini aku tak lagi akan latah ikut merayakan Vday, karena aku ingin membagi kasih setiap detik dengan semua orang....
Dan untuk Vino, bodo amat lah Yaw..
Semoga dia dengan gadis kompeni itu juga bisa segera insyaf ya..” Bisikku tepat di telinga Dena.
Dena tersenyum.
Maghrib itu ada suasana berbeda yang ku rasakan. Kasih sayang yang begitu putih ternyata terlalu naïf jika hanya dilambangkan dengan bunga, coklat maupun kado. Apalagi terfikir untuk merayakannya ditanggal 14 Februari saja. Tidak lah yauww..
bye bye valentine!
495 Kata termasuk judul
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan jejak ya setelah berkunjung :)