Saturday, July 30, 2011

JUMAT CENDOL_TOVA ZEN

ALUR ATAU PLOT

~Tova Zen~

Salam hangat selalu,

Ehm..hm..hm.. dan kembali ehmm..



Terimakasih atas kesempatannya di ruang diskusi ini saya akan ‘share’ tentang sisi kreatif bagaimana membuat sebuah alur, plot dan setting agar cerita serasa hidup dan sangat memiliki prospek untuk mempengarui pikiran pembaca.



Duduk lah dengan manis, lalu silahkan ajukan pertanyaan segokil Anda bisa .....bagi yang serius berminat di dunia kreatif kepenulisan silahkan lontarkan keingintahuan Anda, sehingga akan sangat bermanfaat jika Anda betul-betul menyimak. Itu! Anak yang duduk di belakang kelas saya, jangan tidur dikolong meja ya.... haha.. Saya tak melarang jika kalian menyimak sambil minum cendol Anda. Diskusi ini tak membuat efek stress berlebihan. Semoga ada yang serius dan berkeinginan belajar .



Mari berdiskusi bersama!



Dalam sebuah cerita pasti terdapat alur atau plot, sepertihalnya sesi kehidupan Anda, bahwasanya kisah hidup Anda pun punya alur dan plot. Alur akan menceritakan seberapa kuat fenomena jalan cerita dan sekaligus sebagai acuan untuk membuat konflik dalam cerita. Dan yang lebih lihai dari sisi kreatif seorang pengarang adalah bagaimana ia menciptakan sebuah alur yang bisa membawa pikiran pembacanya masuk dan ikut berpetualang dalam ceritanya, kisahnya serta konfiknya.



Alur adalah jalan menuju titik konflik, pengenalan karakter tokoh, pengenalan setting tempat, bahkan alur berperan sangat dominan untuk menciptakan suasana cerita, nuansa cerita, titik emosi, titik kecerdasan, titik teka-teki, dan sebagai bahan penting untuk menghipnotis pikiran pembaca. Seorang pembaca akan tersedot masuk jiwa dan khayalannya ke dalam cerita dan ikut menjadi bagian yang merasakan betapa sebuah alur adalah jalan masuk menuju sebuah sensasi yang menakjubkan.



Jalinan cerita disebut juga alur atau plot akan menceritakan sebuah kejadian yang satu menjadi sebab atau akibat bagi kejadian yang lain. Ditinjau dari arah gerak ceritanya, alur dibedakan atas alur maju(progresi/linier) dan alur mundur (regresi).



ALUR MAJU (PROGESI/LINIER)



Alur maju atau disebut juga alur kronologis (alamiah) diawali dengan eksposisi(penjelasan), adegan ditampilkan tokoh-tokoh penting dan latar kehidupannya. Disusul konflik, yaitu munculnya persoalan akibat terjadinya perselisihan tokoh. Bila konflik itu tidak teratasi, akan membesar, meluas, dan menjadi kompleks. Dalam tahap komplikasi ini, banyak tokoh lain yang

terseret dalam persoalan. Puncak dari konflik, yaitu klimaks, saat persoalan mencapai titik paling menegangkan. Biasanya ini merupakan bagian yang paling mendebarkan dan dinanti-nantikan oleh pembaca. Sebelum menuju ke akhir cerita atau konklusi, tokoh melewati tahap peredaan masalah atau antiklimaks.



*Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat*.



Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus. Sedangkan pendekatan deduktif adalah proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum diikuti dengan contoh-contoh khusus atau penerapan aturan.



Dalam alur maju, sering kali terjadi kilas balik cerita (flash back), yaitu cerita berbalik sejenak ke masa lalu.



Lain halnya dengan cerita-cerita dalam film, novel, atau cerpen. Kualitas cerita tersebut sangat dipengaruhi oleh penentuan alur, bisa menggunakan alur maju maupun alur mundur. Dalam cerita film, terkadang penonton malah lebih menyukai cerita yang beralur maju. Sebagai contoh yaitu pada film “Titanic”, film tersebut menggunakan alur maju yang menampilkan lebih dahulu penemuan kapal Titanic oleh para ilmuwan. Film tersebut juga sangat disukai oleh kebanyakan masyarakat, karena mereka merasa penasaran atau ingin mengetahui sebab-sebab apa yang mengakibatkan tenggelamnya kapal Tetanic.



ALUR MUNDUR (REGRESI).



Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback). Sedangkan pendekatan induktif adalah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari keadaan khusus menuju ke keadaan yang umum.



Berbeda dengan alur maju, cerita alur mundur dimulai dari bagian akhir. Namun, ada juga yang diawali dari tengah cerita. Alur seperti ini disebut sebagai alur gabungan.



Cerita tidak akan bergerak apabila semua tokoh memiliki watak, sikap, pandangan, dan harapan yang sama. Cerita bergerak karena muncul konflik yang dipicu oleh adanya perbedaan-perbedaan antar toko h. Konflik tidak selalu terjadi secara eksternal, yaitu antara tokoh dengan tokoh yang lain, tetapi bisa juga terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri (konflik internal). Selain itu, konflik juga dapat terjadi antara tokoh dengan keadaan alamiah dan sosial budaya di sekelilingnva dan dengan kepercayaan / keyakinan hidupnya (konflik batin/moral). Konflik social biasanya terjadi saat tokoh tidak mampu beradaptasi dengan nilai-nilai vang berlaku di masyarakat. Konflik juga berkaitan erat dengan emosi penokohan dalam cerita, cerita detektif dan horor akan lebih menekankan konflik pada sebuah rumus teka-teki yang saling silang, rumit, menegangkan, terkuak pelan-pelan, dan seakan pembaca ikut diajak menyelami sebuah ketegangan yang aneh, kelu, bahkan paling menyenangkan sekalipun, dan bagi penulis yang tinggi daya imajinasinya, maka akan didapati trik-trik aneh, menyentak bahkan cenderung tak bisa terbaca, dan akan ditutup dengan pelan-pelan bagaimana trik-trik itu bisa tercipta. Seperti mengupas sebuah adegan yang rumit, penuh nostalgia, perasaan pembaca begitu terlibat pada karakter tokoh, begitu merasakan kehidupan tokoh dan tentu saja akan berupaya terbang masuk ke tempat dimana tokoh diceritakan ada.



PERAN ALUR DALAM CERITA



Dalam cerita Alur cerita itu jenisnya bisa yang bergerak maju (progresif), mundur atau kilas balik (flashback), dan gabungan keduanya. Menurut Ahmadun Yosi Herfanda (Redaktur Sastra/Budaya Republika), alur dibangun oleh narasi, deskripsi, dialog, dan aksi/laku (action). Narasi itu penggambaran dinamis, gerak (action) tokoh-tokohnya, benda-benda yang menjadi penyebab atau akibat aksi para tokoh cerita. Deskripsi penggambaran suasana yang statis, cenderung tetap, seperti suasana alam di pagi hari, ruang tamu yang rapih, atau sekolahan kita yang lengang saat jam belajar. Dan dialog adalah kata-kata yang diucapkan oleh para tokoh yang kita buat. Ada dialog lahir (terucapkan), ada dialog batin (tidak terucapkan). Saya lebih suka deskripsi untuk paragraf awal guna menguatkan setting tempat dimana tokoh cerita berada. Bagaimana dengan penulis di diskusi ini? Para cendoler sekalian? Itu terserah Anda tentang proses mengawali cerita. Ingat! Disini saya telah menganggap Anda tahu apa itu deskripsi dan narasi.



Nah, manakah yang lebih unggul dari jenis alur itu? Untuk para (calon) penulis pemula, sebaiknya mencoba alur maju (progresif) dulu, karena itu lebih mudah, sesuai dengan kronologi cerita. Kita juga tidak susah memikirkan transisi waktunya. Tentu seorang penulis yang ingin ceritanya dapat dinikmati dan mempengarui pikiran pembaca akan menguatkan diksi(pilihan kata) dalam bahasnya, deskripsi , narasi serta dialog yang tidak membosankan. Jangan sampai kita terlalu bertele-tele menggambarkan sebuah deskripsi sehingga konfliknya serasa kabur, tapi penting pula bahwa deskripsi yang detai akan membuahkan titik wawasan di pikiran pembaca. Kata-kata yang kita rangkai akan menjadi kalimat kosong tak bermakna, jika terlalu banyak mengulang kata, menceritakan sesi yang tak jauh beda, serta membuat narasi yang berulang meski dengan kalimat berbeda. Penting agar cerita itu menarik harus memperhatikan kejutan-kejutan kecil melalui adegan (action) dalam tulisan. Dengan begini pembaca yang hampir beralih ke topik lain bisa kita tertarik lagi untuk meneruskan membaca tulisan kita.



Sedangkan untuk alur mundur, harus memperhatikan transisi waktu, dan latar belakang konflik harus kuat. Ini karena pembaca sudah disuguhi ending atau bagian terakhir tulisan di awal cerita. Biasanya ini menarik perhatian, seperti ada rahasia besar yang ingin kita temukan jawabannya. Alur mundur ini saya sarankan bagi penulis-penulis yang sudah terbiasa dengan format/struktur karangan yang konvensional (pengenalan karakter/masalah, konflik, pemecahan masalah/ending). Nah, jika sudah terbiasa itu, kita tinggal meletakan ending di awal cerita, lalu ada flash back pengenalan masalah/karakter dan seterusnya. Ini juga gampang-gampang susah. Gampangnya, kita punya banyak kesempatan untuk mengolah dan menjebak pembaca kita pada sebuah misteri, sesuatu yang tidak diduga sebelumnya. Jia kita piawai, biasaya pembaca akan terkecoh setelah membaca ending ceritanya. Lho, ternyata ini cerita masa lalu si tokoh.



PLOT ADALAH BAGIAN DARI ALUR



Ada yang beberapa pengarang yang memisahkan plot serta alur, tapi ada sebagian lagi beranggapan bahwa plot tak ubahnya adalah alur dalam cerita. Plot adalah rangkaian sebab-akibat yang memicu krisis dan menggerakkan cerita menuju klimaks. Di dalam alur ada plot. Tapi plot bukanlah alur. Ibarat tubuh, alur adalah fisiknya, dan plot adalah ruh atau ‘kekuatan dinamis’ yang penuh gairah membangun konflik, atau mesin yang menggerakkan cerita ke arah klimaks dan ending. Jadi alur saja tanpa adanya plot, cerita kita jadi garing juga. Ini mengingatkan bahwa plot adalah sisi kreatifitas dari sebuah alur agar alur itu hidup dan tidak mati. Dengan adanya plot berarti sebuah cerita siap dibenturkan, hingga menimbulkan konflik yang komplek, menyeretnya ke puncak konflik, dan menggiringnya ke titik penyelesaian hingga ending yang mengejutkan atau berupa titik kesimpulan.



Dari sinilah sisi kreatif kita diuji dalam memberikan kepuasan, hikmah, serta petuah yang bisa melambungkan hati pembaca. Lalu pembaca berkata : CERITA YANG BAGUS. CERITA YANG KEREN HEHEHE....

SUKSES UNTUK ANDA.

Sumber : http://www.facebook.com/groups/212158505467096/doc/?id=227952583887688

0 comments:

Post a Comment

Tinggalkan jejak ya setelah berkunjung :)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Walgreens Printable Coupons