Bandar Lampung, 3 January 2011
Pukul satu dini hari
Pagi ini ada rasa yang tiba-tiba membuatku terbangun, apalagi kalau bukan karena gelayut bayanganmu yang senantiasa menghampiri alam fikirku. Aku tak habis pikir kenapa rasa ini betah bersemayam di alam fikirku. Apakah aku yang terlalu memikirkanmu ataukah ada hal lain yang mengganggu fikiranku, entahlah.....
Ini sudah tahun ketiga sejak keputusan besar yang ku lakukan kepadamu. Sejujurnya aku sangat merasa bersalah padamu. Tapi aku yakin kau laki-laki yang tegar yang mau menerima keputusanku yang tentunya sangat beralasan. Bukan bermaksud bahwa aku egois, tapi aku juga punya hak untuk menyatakan pilihanku...
Masihkah kau ingat bagaimana kali pertama kita dipertemukan. Pertemuan yang pasti sudah digariskan oleh Tuhan, bahwa kita memang ditakdirkan untuk bertemu. Ketika aku tergopoh-gopoh menyelesaikan naskah untuk aku menyelesaikan karya tulisku karena waktu yang sudah mendekati deadline, kala itu pertama kali kita bertemu. Kau menatapku dengan ramah, dan akupun berbalas muka dingin denganmu. Karena saat itu aku didera rasa lelah teramat sangat. Kau yang menjadi instruktur PRAMUKA yang saat itu berbarengan dengan jadwal lemburku di sekolah, sehingga aku harus lembur di sekolah saat kau menjadi instruktur ditempat yang sama.
Kau begitu baik denganku. Muka dingin yang ku balaskan untukmu, kau sambut dengan muka penuh sumringah terhadapku. Kau justru beri aku secangkir teh hangat untuk menghilangkan rasa dingin yang mulai merasuk ke tulang-tulangku..Kau juga mampu memecah kesunyian dan kebekuan yang ada di malam itu. Dengan candamu yang khas mencairkan segala kebekuan akibat kepenatan yang mendera aku dan team kerjaku selama satu bulan penuh menyelesaikan proyek kami. Kau benar-benar seperti sosok yang telah lama mengenalku, ataukah diam-diam sebelum ini kau sudah membuntuti kemanapun aku pergi. ....(maafkan jika aku menjadi sedikit Ge er)... ^_^
Tiga tahun yang lalu, kau selalu semangati aku, karena kau tahu aku tengah menghadapi ujian nasional. Aku begitu bersemangat acapkali mendapat pesan singkat darimu.di sepertiga malam, kaupun selalu menelponku memintaku bangun untuk beribadah shalat malam juga belajar. Karena memang benar, otakku menjadi sangat mudah menyerap pelajaran saat pukul tiga pagi.
Wahai sosok yang teramat perhatian kepadaku
Aku benar-benar sangat terkejut ketika hari itu kau melakukan sebuah hal yang diluar batas logikaku. Kau datang menemui orang tuaku. Amazing....aku benar-benar dibuat tak percaya oleh lakumu.. Aku benar-benar tak menyangka ternyata begitu baiknya sikapmu terhadapku karena kau ingin peroleh sesuatu yang lebih dariku,lebih dari sekedar kakak dengan adiknya...
Maafkan aku jika akhirnya tiga tahun yang lalu aku memberimu keputusan yang teramat pedih harus kau terima dariku. Aku hanya bisa menerimamu tak lebih dari seorang kakak. Pikiranku pun belum mencapai batas logikaku untuk aku menerima pinanganmu di usiaku yang masih belia. Dan aku memang tak punya rasa yang lebih dari menganggapmu sebagai seorang kakak.
Wahai kau yang ku harap ikhlas untuk melepasku
Kini, kita telah memilih jalan kita masing-masing. Aku hanya berharap kau tetap menjaga hubungan silaturahim kita sama seperti dulu..Aku merindukan perhatianmu, layaknya seorang adik yang merindukan kasih sayang seorang kakak...
Regards
Tri Lego Indah F N
0 comments:
Post a Comment
Tinggalkan jejak ya setelah berkunjung :)