Sunday, October 2, 2011

Menunda Malam Pertama

          Apa yang telah kita persiapakan untuk malam pertama? jika saatnya tiba malam pertama itu pasti akan datang. Sepenggal kisah dalam hidupku hari ini, selepas sholat magrib berjamaah di ruang Microsoft sambil menunggu sholat isya saya berbincang-bincang tentang takdir dan pernikahan, dalam sebuah ruangan yang dingin kami berbagi cara pandang akan dua hal ini, bagaimana kita memandang sebuah takdir termasuk kematian dan bagaimana kita memandang jodoh dalam kerangka takdir serta pernikahan dalam kaitannya dengan segala kekurangan yang ada.

        Saya bercerita tentang kisah sahabat 'Ali r.a dan beliau menceritakan kisah nyata di sekitar kami. Hingga akhirnya saya mengerti bahwa segala kekurangan itu bukan sebuah hal yang harus menghalangi kita melaksanakan sebuah pernikahan. Dalam kalimat terakhirnya sebelum kita sholat isya, beliau menyampaikan sebuah kalimat "jika rezeki itu dihitung dengan kalkulator, ya gak akan pernah cukup. orang tua kita juga gitu pasti merasa kekurangan", kemudian kami melaksanakan sholat isya lalu tilawah.

      Sekitar 30 menit kemudian saya pamit pulang karena udara malam ini agak dingin, kebetulan gak bawa jaket dan harus cari makan malam dulu karena perut mulai terasa perih. Sekitar 45 menit kemudian alhamdulillah sampai juga di kosan, saat itu yang ada di fikiran ini adalah ingin segera makan karena rasanya lambung mulai kembung. Satu sendok pertama alhamdulillah menjadi rezeki malam ini, satu sendok berikutnya alhamdulillah menjadi bukti janji Allah SWT yang tidak akan membiarkan hambanya kelaparan, berlanjut ke rezeki-rezeki berikutnya yang secara teratur masuk kedalam lambung melalui mulut ini. Setelah selesai semua Alhamdulillah, langsung buka laptop sambil mempersiapkan untuk tidur, masih teringat tentang perbincangan tadi tentang pernikahan, hm pernikahan yang penuh keutamaan amal-amal yang hanya bisa didapatkan oleh orang yang sudah menikah saja, hm... kapan ya malam pertama itu datang? sungguh penuh misteri.


       Sambil menunggu laptop start up, tiba-tiba perut ini perih tersentak, perihnya sampai membuat nafas ini sesak dan jasad ini lemas tak mampu lagi duduk. Maag ini kambuh, dan ini adalah yang paling perih yang pernah saya rasakan, untuk menulis sms saja cukup sulit rasanya. Perih..perih sekali, jasad ini semakin lemah dan mulai kesemutan, dan kaki sebelah kanan mulai mati rasa. jika teringat perbincangan itu, sepertinya saat inilah aku harus berpisah dengan dunia yang fana. Mencoba meminta bantuan kepada teman-teman di kosan, akan tetapi sepertianya mereka ada kesibukan masing-masing dan rupanya Allah SWT mengajarkan kepadaku bahwa tak ada seorangpun yang bisa membantumu di saat harus berpisah dari dunia ini. Mencoba berdiri dan menghampiri mereka untuk membeli obat, tapi waktu sudah lebih dari jam 21:00 WIB semua warung terdekat sudah tutup, sepertinya Allah SWT mengajariku bahwa tidak ada satu obatpun di dunia ini yang bisa menyelamatkanmu dari kematian. Saya putuskan untuk kembali masuk kamar dan menutup pintu, karena suara di luar cukup mengganggu diri ini. Mencoba berjuang melawan semua ini seolah hanya membuat jasad ini semakin lemah, Allah SWT kembali mengajari ku bahwa. AKUlah Yang Maha Kuat dan engkau manusia yang amat sangat lemah. Kaki kanan telah mati rasa, sedangkan yang lainya masih kesemutan. Secara teori kesemutan berarti aliran darah tidak lancar, dan jika kesemutan seluruh badan bisa jadi detak jantung mulai melemah. Kini diri ini sendirian di kamar, sesak ini membuat mulut ini tak bisa menutup karena harus bernafas lewat mulut, dan mulutlah jalan keluarnya ruh. Diri ini tak bisa lagi memanggil teman-teman di sana, karena pintu yang ditutup dan suara di luar sana lebih keras dari rintihan ini, hanya lewat sms saja diri ini bisa berkomunikasi, tapi entah mengapa tidak terfikir untuk mengirim sms kepada teman-teman di kosan, hanya seseoranga di ujung sana yang bisa di hubungi, dan kepadanya diri ini meminta sebuah do'a, beberapa kali dia menelepon wajar saja jika seorang teman merasa khawatir jika mendapatkan kabar akan kondisi temannya yang sedang terbaring lemah, tapi diri ini hanya ingin mengucapkan syahadat karena salah satu keutamaan orang yang sebelum meninggal mengucapkan syahadat maka dia akan masuk Syurga. 2 kalimat syahadat tak mampu lagi saya ucapkan dan hanya bisa memyebut nama Allah. Rasa perih di perut tak lagi terasa. Kaki sebelah kiri dan kanan tak lagi mati rasa, tapi tak bisa digerakan,kaku seperti kayu. Tangan sudah mulai mati rasa tak lagi bisa merasakan benda-benda di sekitar dan nafas semakin sesak. Sementara di bagian muka masih bisa saya rasakan kesemutan yang luar biasa yang mengakibatkan pandangan ini kabur, diri ini hanya bisa menangis dan terus menyebut nama Allah. Jika memang ini adalah malam terakhirku di dunia semoga aku masih bisa memujaMU dalam nafas terahirku, aku pasrah Ya Rabb. Diri ini benar-benar pasrah, dan dalam kepasrahan itu ku menemukan sebuah ketenangan dalam hati ini dan ku biarkan bibir ini terus menyebut nama Allah. Hingga mata ini tertutup membuat pandangan menjadi gelap gulita.

        Entah apa yang terjadi tiba-tiba di saya terbangun karena hp di samping kanan terasa bergetar, mata ini mulai terbuka, memandang seseorang yang masuk kedalam kamar. Teman kosan yang kebetulan ada perlu di kamar tersebut mendapati diri yang lemah ini. Hingga kemudian dia memberikan minum dan beberapa perawatan lain. Ya Allah Engkau telah menunda malam pertamaku di liang lahat. Engkau bangunkan kembali aku dari lemahku, Alhamdulillah. Atas kesempatan ini yang telah Engkau berikan, Izinkan aku memperberat timbangan amalku Ya Rabb.

        Untuk sahabatku, Dida terimakasih atas do'anya. Saat menulis kisah ini kaki sebelah kanan masih terasa kesemutan, tapi inilah kisah yang ingin saya bagikan kepada kalian semua, orang-orang yang telah hadir dalam kehidupan ini. Cukuplah diri ini yang mendapatkan ujian seperti ini, dan kita semua mengambil hikmahnya. Kita siapkan diri ini untuk malam pertama kita yang tak pernah tahu akan akan datang. Dan atas segala salah dak khilaf yang pernah diri ini lakukan, dengan segala kerendahan hati mohon diikhlaskan.

Semoga kita tak hanya di pertemukan di dunia, tapi juga di SyurgaNYa... amin

(Bandar Lampung 21-10-09 00:43 WIB) Fityan Firdaus


#Catatan ini saya copas dari note seorang sahabat, yang kini telah menemui perjalanan 'pulang' ke pada Sang Pencipta.  Semoga dengan blogger sekalian membaca catatan ini, serta bisa ikut menjadikan catatan ini sebagai bahan renungan bagi kita, semoga bisa memperberat timbangan amal almarhum dan menjadi amal jariyah almarhum  Fityan Firdaus

Alahummagfirlaha warhamha wa'afihi wa'fuanha.
 

1 comments:

Heru Perdana said...

Subhanallah,....
Luar biasa,....

Post a Comment

Tinggalkan jejak ya setelah berkunjung :)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Walgreens Printable Coupons